Pages

Assalamu'alaikum
Powered by Blogger.

Introduction

Bismillahirrahmanirrahim, ayo menulis :D

Translate

Header

Tuesday, September 19, 2017

Coretan Awal di Tahun 2017 📢

Bersih..bersih..
Kayaknya blog ini uda banyak sarang laba2nya..😂
Akhirnya setelah sekian lama vakum..#ehem2..😎

Coretan singkat ini sebagai babak baru di tahun 2017 ini. Masih dalam suasana yg sama dgn tahun sebelumnya, masih menyandang sebutan jofillah (jomblo fii sabilillah) 😁 

Menulis ini kalau gak disediakan waktu tersendiri, gak akan bisa menghasilkan coret2an di blog ini. Jika menulis menunggu leisure time, kayaknya susah ya..

Menulis, menurut saya gampang2 susah. Gampang kalau menuliskan apa yang terlintas dipikiran dan susahnya kalau nyari ide mau nulis apa agar menghasilkan karya tulisan yang bagus apalagi bermanfaat bagi pribadi dan orang lain.

Iya sih itu karena saya memang masih penulis kelas kasta sudra.. Hihihi 😙


Read more...
separador

Tuesday, March 22, 2016

SECRET 1

Sst.. 
Diamlah, jangan sampai terdengar olehnya..
Bisakah kau lihat di dalam gubuk reyot itu, ada seorang nenek yang buta, dia sedang tertidur pulas di tengah cuaca malam yang dingin ini, tak ada sanak saudara maupun handai taulan yang memperdulikannya, tapi aku ingin meletakkan kain selimut dan roti ini untuknya, walaupun aku sendiri sangat membutuhkannya..

Diamlah, jangan bergerak..
Lihatlah kumbang itu yang sedang menghisap nekhtar bunga nan menawan..
Biarkan iya menikmatinya, kita boleh jadi penonton tp jangan jadi pengusik..

Diamlah, jangan menyentuhnya..
Dia, si daun putri malu akan menutup dirinya rapat-rapat bila kau sentuh..
Dia akan tetap segar dan utuh, asalkau tidak menyentuhnya..

Diamlah, coba dengarkan suara alunan ombak di pantai..
Seolah dia memanggil-manggil dari kejauhan..

Diamlah, coba dengarkan suara jangkrik di malam hari..
Masih terdengarkah suaranya?
Atau dia sudah punah dengan langkanya O2 bersih yang mengisi alveolusmu ?

Sstt.. This is Secret..
This is just my antah brantah writing :) :)

Read more...
separador

Thursday, January 14, 2016

Ibu - Sang Perawat Bunga Terbaik

Sebuah bibit bunga yang engkau tanam, pupuk, dan siram dengan penuh kehati-hatian, kesabaran, dan kasih sayang.
Bunga kecil yang kau rawat dan jaga dengan sepenuh hati sampai tak satupun yang boleh menyentuhnya apalagi memetiknya sampai dia membelinya darimu untuk menjadi miliknya.
Kini bunga itu mulai mekar dan berusaha kuat menjadi bunga yang indah, elit, harum, dan tak gampang dipetik karena letaknya yang berada di puncak gunung.
Hanya calon pemetik yang memiliki keberanian dan kesiapan mental dan spiritual lillahi ta'alah lah yang akan berjuang mendaki untuk mencapai puncak gunung agar bisa memetik bunga itu.
Tapi kau si pemilik dan perawat bunga tak lagi berada di sampingnya. Bunga itu sangat merindukanmu, merindukan kasih sayangmu, merindukan canda tawamu, apalagi suara merdumu dalam melantunkan kalam terindah-kalam Rabb semesta alam.
Walaupun bunga sangat merindukanmu duhai si perawat bunga, tetapi dia berusaha tetap tegar untuk tidak layu dan jatuh ke jurang, terus istiqomah tetap terjaga di puncak gunung meski dinginnya menerpa keindahan kelopak dan mahkota, anginnya keras mendorong tangkai hingga akar pun seakan terasa roboh.
Bunga akan tetap berusaha menjadi bunga yang terbaik di mata sang Rabb pencipta segala makhluk hingga si pendaki sampai ke puncak gunung dan memetik bunga yang belum tersentuh dan merasakan puas atas kerja kerasnya dalam mendaki karena kualitas tinggi dari bunga yang ia dapati.
Bunga sangat bersyukur dan selalu memanjatkan rasa syukurnya kepada Rabbul Azza Wajalla yang telah memilihmu sebagai perawat dan pemeliharanya.
Bunga yakin Rabb tidak akan menyia-nyiakan pahala hambanya yang berbuat kebajikan, apalagi engkau, duhai perawat bunga yang terbaik.
Semoga engkau menjadi ratu dari para bidadari surga. Aamiin Allahumma aamiin.
Sampaikanlah juga kepada Rabb pemilik negeri akhirat, agar kau dan bungamu dapat berkumpul kembali di negeri yang jauh lebih indah dan pastinya negeri yang kekal.
Salam Cinta dan Rinda Bunga untuk Engkau Si Perawat Bunga Terbaik.

Read more...
separador

Thursday, May 28, 2015

Lebih dari Sejuta Cinta untukmu, IBU






Sudah lamaa sekalii aku ingin menulis tentang ibu, ibuku.
I called her "Mamak" atau "Ma'e" panggilan kesayangan yang terkenal untuk ibu  di Medan.
Namun, kerap kali syaitan membuatku lupa untuk menorehkan ketikan di  blog ini untuk menjadi bukti otentik aku pernah menuliskan tentang ibu, makhluk termulia ciptaan Alloh, karena sangkin cintanya aku kepadamu Ma'e.


Ibu, kau tiada duanya..
Kau tahu kenapa Bu ?
Karena Kau terlihat lemah, tapi jiwamu yang sebenarnya sangat kuat..
Kau mengeluarkan berkilo-kilo darah bahkan mungkin sampai berton-ton darah untuk melahirkan anak-anakmu..
Dengan telaten kau mengasuh kami yang masih sangat lemah waktu itu..
Kau terjaga dalam tidurmu, bangun ketika kami menangis, menyusui kami, membersihkan kotoran kami. Padahal sesaat yang lalu, kau mengorbankan dirimu untuk membawa kami ke alam dunia..
Belum sampai disitu kekagumanku padamu duhai Ibu..
Kau tahu kenapa Bu ?
Karena kesabaran dan keteguhan hatimu yang tulus Bu..
Ketika kami dewasa, sadar tak sadar kami pasti pernah menyakiti hatimu Bu..
Tapi selalu kau menyembunyikannya dan bahkan Kau mendoakan kebaikan dan yang terbaik untuk anak-anakmu..
Bukan hanya itu, ketika ayah marah, Kau, Ibu, tidak lantas ikut memberikan minyak ke dalam api yang membuat api semakin membara..
Justru Kau bagaikan air yang dingin lagi menyejukkan duhai Ibu..
Kau selalu tampil cantik di rumah, sampai-sampai aku dan adik-adik bertanya sambil hendak menangis "Mae, mau pergi kemana ? Ikut.."
Tapi katamu, "Mamak, gak kemana-mana. Wong di rumah aja."
Beranjak dewasa aku mulai mengerti maksud sikapmu, Ibu, Kau ingin selalu menyenangkan di depan ayah..
Kau bilang setelah itu dan aku pun telah mendapati perkataan itu dari hadits Rasul, bahwa Ridho Alloh terhadap seorang istri adalah melalui Ridho suaminya dan Surga Alloh hanya dapat diperoleh dengan menyenangkan hati suami dan anak-anaknya. Subhanallah.. pelajaran yang didapat langsung oleh ma'e tercinta.. i love you mom, so much..

Ibu.. Kau wanita hebat dan penyabar..
Kau tahu kenapa Bu ?
Kau memperjuangkan segalanya untuk keutuhan dan kebahagiaan keluargamu..
Ketika kau dilarang oleh ayah untuk melakukan suatu hal yang memang secara syar'i dilarang seperti kumpul gosip di depan rumah ataupun rumah tetangga, gak boleh ini, gak boleh itu, Kau pun tetap mentaati ayah..
Kau tahu Ibu, memang benar perkataan, "Dibalik lelaki hebat, ada perempuan hebat penyokong dari segala arah", namun mungkin tak terlihat dan terlupakan oleh yang lain.
Namun Kau selalu tanpa pamrih dan pujian...
Dan jika saja kau mau Ibu, Kau bisa menjerumuskan ayah ke dalam jurang kemaksiatan jika Kau duhai Ibu menuruti hawa nafsumu.

Duhai Ibu, Kau lah pegangan ayahku untuk melangkah menuju surga-Nya..
Ibu, aku ingin bisa mencontoh para sahabiyah, tetapi memang jikalau terlalu berat dan memang sangat berat, paling tidak aku sangat ingin menjadi sepertimu wahai Ibu.. Ibuku tercinta..
Calon Ratu Bidadari Surga Ayahku, In Syaa Alloh, aamiin..


Read more...
separador

Tuesday, April 28, 2015

Munajat Cinta


Untaian-untaian indah kupanjatkan kepada Pemilik Kehidupan dan Cinta di setiap sujudku, di setiap ingatanku ketika memikirkan engkau yang jauh di sana, engkau yang mungkin belum kukenali, engkau yang telah tertulis di Lauhul Mahfuz, engkau yang selalu kuselipkan dalam doaku setiap kali tanganku menengadah kepada-Nya,

Terbang dengan ringannya bagaikan kapas-kapas yang beterbangan, berkilau bagaikan intan yang disinari cahaya, harum bagaikan kasturi, menembus tujuh langit hingga tiba di kerajaan-Nya.
Tahukah ? aku memohon agar kau selalu di jaga-Nya bukan hanya untukku tetapi terlebih untuk kebaikanmu agar selalu dicintai-Nya serta dimudahkan langkahmu menuju pintu-pintu kebaikan yang membuka pintu surga-Nya,

Aku belum tahu siapa engkau yang akan menemaniku di kehidupan sementara ini dan kehidupan abadi kelak, padahal kita berada dalam satu atap. Kau dan aku menatap langit yang sama, gemerlap bintang yang sama di malam hari. Di saat itu, tatapanku dan tatapanmu beradu. Saat hatiku dan hatimu memanjatkan untaian-untaian indah itu, di saat itulah kita telah masuk, bertemu dan bermain di taman cinta-Nya,

Aku tahu dan mungkin kau pun juga tahu, bahwa menahan rasa untuk mencintai dan dicintai itu sangat sulit dan membutuhkan perjuangan yang kuat. Tapi bagiku dan aku berharap juga bagimu perjuangan itu menjadi mudah, karena hati kita yang terpaut dengan-Nya, karena kecintaanku dan kau yang sangat mencintai Sang Pemilik Cinta.

Kau tahu ? sampai sekarang aku menjaga diriku demi ketaatanku  kepada Rab yang paling kucintai, ku harap kau pun sama. Ketika aku dan kau mencintai-Nya, aku yakin Dia akan menyatukan hamba-hamba-Nya yang saling mencintai karena-Nya dalam sangkar cinta-Nya. Tahukah ? Sang Pemilik kehidupan ingin agar kita bersama-sama menaiki tangga-tangga yang telah disiapkan-Nya untuk bersama-sama bertemu dengan-Nya di tempat terindah-Nya, surga.

Kelak, ketika kita akhirnya dipertemukan dalam mahligai cinta-Nya, dalam akad yang membuat malaikat membentangkan sayapnya, dengan kalimat suci yang kau ucapkan yang mampu menggetarkan 'arsy-Nya. Di saat hari itu tiba, aku dan kau telah siap dengan pondasi keimanan yang kuat hingga kita telah siap untuk menaiki tangga-tangga menuju surga-Nya, meskipun penuh dengan jalan berliku maupun hantaman badai.




I love islam so much..
Islam adalah jantung kehidupanku..
Al-Qur'an adalah manual book yang turun langsung dari 'Arsy Rab-ku yang Maha Tinggi dan Mulia untuk selalu djadikan pedoman hidupku selama berkelana di bumi antah berantah ini agar aku dapat menuju tempat mulia, yang bertetanggaan dengan-Nya, Surga.
As-Sunnah adalah tabiat dari idolaku (Rasullullah saw), yang dengan izin-Nya akan selalu aku ikuti layaknya fans berat yang tergila-gila dengan idolanya.

Betapa indahnya rule dalam islam !
Bagaimana tidak, segala aspek kehidupan diatur dengan sangat-sangat sempurna. Bahkan dalam masalah cinta, Cinta sejati (true love) adalah kepada-Nya dan hanya untuk-Nya. Dia, Sang Maha memiliki cinta mengirimkan setetes cinta-Nya ke hati-hati manusia. Tahukah ? ada satu cinta yang paling membuat dua insan berbeda gender mengalami kegalauan ya atau bisa dibilang semacam musim pancaroba.
Dien-ku membuat garis batas yang sangat jelas antara dua insan berlainan jenis, kalau di salah satu buku, katanya"No khalwat until akad ;)".  Batasan-batasan itu dimaknai dan diresapi berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Mereka yang berfikir bahwa batasan tersebut tidak selayaknya ada dan sah-sah saja tuk dilanggar, sesungguhnya mereka tidak mengenal Pencipta-Nya dengan baik sehingga mereka tidak mengetahui tujuan penjagaan terbaik yang telah dibuat-Nya untuk makhluk termulia ciptaan-Nya. Tetapi bagi mereka yang mengenal Pencipta-Nya dengan baik, mereka akan selalu menilai dengan pikiran yang sangat jernih dan hati yang bening. Mereka tahu tentang batasan-batasan yang telah ditetapkan Pencipta-Nya adalah cara terbaik dari-Nya.

Bicara tentang mereka yang selalu menjaga batasan-batasan Sang Pencipta dan Maha Cinta, bukan mereka tidak tertarik atau tidak pernah merasakan datangnya cinta yang menyebabkan kegalauan. Tahukah ? mereka berusaha untuk memendam segala rasa itu hingga tiba waktunya, cinta yang telah mereka titipkan kepada Sang Pemilik Cinta agar berlabuh di dia yang juga menitipkan cintanya kepada Sang Pemilik Cinta. Indah bukan jika cinta-cinta ini dipertemukan Pemiliknya ? 

                                                              






Read more...
separador

Thursday, February 26, 2015

Tumpahan Air Mataku di Bumi Palestine



Bumi ini kembali berguncang, serdadu-serdadu zionis kembali membuat ulah di tanah kelahiran kami. Hampir semua rumah di sini rata dengan tanah. Mereka, serdadu-serdadu zionis, memperlakukan kami secara brutal tanpa belas kasih dengan menggunakan senjata paling canggih yang mereka punya. Sedangkan kami, kami hanyalah rakyat yang innocent, kami membalas mereka dengan melemparkan batu ke tank-tank mereka. Aku dan teman-temanku, bukan seperti anak-anak di belahan bumi yang lain di mana negara mereka aman dan damai. Mereka bisa bermain dan bercanda bersama teman-teman mereka dan juga keluarga mereka. Berbeda dengan kami di sini, aku dan teman-teman selalu berjuang untuk mengusir para penjajah tersebut dari bumi kami tercinta, Palestin. Setiap kali pulang sekolah dan menemukan para penjajah zionis sedang berdiri di pinggir-pinggir jalan dan ada juga yang duduk di tank-tank kebanggaan mereka, kami lempari mereka dengan kertas-kertas yang kami gulung. Itu adalah bentuk kekesalan, kekecewaan dan kemarahan kami kepada budak-budak zionis. Tetapi apa yang mereka balas, mereka memukuli kami padahal kami hanyalah seorang anak kecil berumur 9-11 tahun.

Pernah suatu hari sewaktu di sekolah, aku mendengar bahwa ayah temanku yang sudah lama menghilang ternyata ditangkap dan dibunuh oleh serdadu-serdadu zionis. Aku jadi teringat akan ayahku yang tidak pulang ke rumah sudah tiga hari lamanya, aku menjadi cemas tentang keadaan ayahku. Ketika bel pulang sekolah berbunyi, aku bergegas pulang dan langsung menemui ibuku.
“ Assalamu’alaikum. Ummi..Ummi..” Aku langsung masuk menerobos ke dalam rumah dan mencari ibuku dan aku mendapatinya sedang memasak di dapur.
“Kaifa hal, anakku ?” Tanya ibuku sambil melepaskan tas sekolahku dari punggungku.
“Ummi, apa sudah ada kabar tentang abi ? Kenapa abi belum pulang juga Ummi ?” Tanyaku sambil melihat ke wajah ibuku.
“Belum anakku, tapi jangan khawatir sayang, abi Insyaa Allah akan pulang.” Jawab ibu sambil memegang pipiku dengan kedua tangannya yang lembut.
“Miqdad takut abi kenapa-kenapa. Ummi, tadi miqdad dengar ayah abdullah yang sudah lama menghilang ternyata diculik dan dibunuh oleh serdadu zionis. Jadi miqdad takut kalau abi..kalau abi..” Kataku dengan menunjukkan ekspresi kecemasan dan ketakutan di wajahku.
“Anakku Miqdad, Ummi tau kamu merindukan dan mencemaskan abi. Tapi kamu tau, ada Alloh yang selalu menjaga abi di mana pun abi berada. Kamu percayakan dengan perlindungan Alloh, anakku ?” Tanya ibuku dengan sorotan matanya yang sangat meneduhkan hati.
Aku menganggukkan kepala. “Ya Ummi. Miqdad sangat percaya itu.” Jawabku dengan mantap
“Miqdad, kak rauda, dek mujahid, ummi, kita harus senantiasa berdoa kepada Alloh untuk melindungi abi di mana pun abi berada dan agar Alloh menolong kita dalam mengusir serdadu zionis dari bumi tercinta kita ini, Palestina. Kamu tau kan kekuatan doa adalah yang paling utama” Ungkap ummi memberikan keyakinan padaku.
“ Ya ummi.” Timpalku dengan yakin
                                                       
                                                                                   *****
Hari terus silih berganti. Setelah ayahku menghilang selama dua minggu, ibuku mendapat kabar kalau ayahku dipenjarakan oleh para zionis israel, mereka menyiksa ayahku tanpa ampunan sedikit pun di sana. Apa salah ayahku ? ayahku hanyalah seorang pedagang, selama hidupnya dia tidak pernah membuat tindakan kriminal, ayahku sangat baik dan santun kepada orang-orang, tapi kenapa mereka menyakiti ayahku ?

Suatu hari ayahku yang sudah lama tidak pulang, akhirnya pulang juga. Tetapi ada yang berbeda dari kepulangannya, aku melihatnya berbaring terbujur kaku dilapisi oleh kain kafan putih, hidung dan telinganya ditutupi oleh kapas putih, wajahnya pucat pasi tapi bibirnya tersenyum seolah-olah dia ingin mengabarkan kepada kami, “kalian jangan bersedih abi sangat senang di alam lain”. Ruangan ini juga terasa harum dan anginnya sejuk, membuat orang betah duduk di dalamnya. Saat itu aku tahu ayahku telah syahid, tangisku pecah, aku menghampiri ayahku, ku pegang wajah ayahku yang terasa dingin, aku pandangi ia yang penuh kedamaian.

“Abi..abi..abi..kenapa abi meninggalkan miqdad ? abi kecewa ya dengan miqdad karena hafalan Al-Qur’an miqdad masih sedikit ? Abi bangun..kalau abi pergi, setiap kali  azan memanggil, miqdad pergi ke masjid dengan siapa bi ? Yang mendengarkan bacaan sholat miqdad sudah benar atau belum siapa bi ? Abi bangun bi...” Sambil menangis, aku menjejali pertanyaan-pertanyaan ini kepada mayat abi yang telah terbujur kaku, aku tidak berpikir apakah abi bisa mendengarkanku atau tidak karena aku hanya seorang anak kecil berumur 9 tahun.

Orang-orang dewasa mulai menempatkan ayahku di atas keranda kemudian berjalan membawa ayahku ke tempat peristirahatannya. “Selamat jalan abi, selamat jalan abi, selamat jalan abi.. Engkau tidak akan dapat disakiti oleh siapapun lagi mulai sekarang. Abi sudah berada di sisi Alloh. Selamat jalan abi...”
                                                               
                                                                                       *****
Pagi ini, aku diberitahu oleh ibu bahwa zionis dengan para pejuang Hamas mengumumkan genjatan senjata. Tetapi apapun itu, ibuku memerintahkanku untuk tidak bermain jauh-jauh karena seperti biasa zionis selalu melanggar perjanjiannya, mereka bukan tipe orang yang suka menepati janji. Dan benar saja, baru tiga hari genjatan senjata, mereka telah memulai perang lagi. Mereka membumihanguskan palestin satu per satu secara membabi buta. Temanku ziyad, harus kehilangan salah satu kakinya akibat ledakan bom di sekitar komplek perumahannya, sehingga dia harus menggunakan kedua kayu penyanggah untuk membantunya berdiri dan berjalan.

Keesokan harinya, ketika aku di sekolah, aku mendengar kabar bahwa telah terjadi serangan bom lagi, sekarang di daerah komplek perumahan At-Thibyan. Itu komplek perumahanku, aku mulai panik. Ibuku, adikku yang baru berumur 4 tahun, dan kakakku yang sedang sakit, mereka semua sedang berada di rumah ketika aku pergi ke sekolah. Bagaimana keadaan mereka ? aku menjadi panik, konsentrasi belajarku hilang, aku meminta izin kepada guruku untuk pulang ke rumah lebih dulu. Guruku mengizinkanku dengan syarat aku ditemani oleh penjaga sekolah, Pak Thoriq.

Ketika aku mulai berjalan memasuki komplek perumahanku, apa yang aku lihat ? rumah-rumah yang berdiri kokoh hanyalah tinggal puing-puing bangunan, sirine ambulan memekakkan telinga, aku melihat mayat-mayat bergelimpangan dan beberapa terluka sangat parah sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit dan aku yakin rumah sakit sudah tidak layak lagi disebut rumah sakit karena telah melebihi kuota serta peralatan dan obat-obatannya yang masih terbatas. Ini adalah pemandangan yang sangat menakutkan apalagi bagi seorang anak kecil sepertiku.

Aku telah sampai tepat di depan rumahku. “Ummi...ummi...ummi..ummi...” aku menangis dan berteriak memanggil ibuku setelah melihat pemandangan yang sangat menakutkan di depanku. Rumahku rata dengan tanah tapi aku tidak melihat ibuku, kakakku dan adikku. Aku ingin berlari ke puing-puing bangunan rumahku. Aku ingin mencari mereka sendiri, tetapi Pak Thoriq tidak membiarkanku begitu saja, dia memelukku dengan erat, tetapi aku menggeliat agar bisa melepaskan cengkramannya dari tubuhku. Aku menangis sejadi-jadinya sambil berteriak memanggil-manggil ibuku.
“Ummi..ummi..ummi..ummi..ummi..........”

                                                                                      *******
Pak Thoriq membawaku ke rumah sakit terdekat untuk mencari ibuku dan saudara-saudariku. Dengan menggandeng tanganku, Pak Thoriq membantuku menanyakan perihal ibuku kepada perawat-perawat yang sedang mondar-mandir diantara pasien, tapi perawat-perawat itu tak ada yang tahu identitas masing-masing pasien karena tak sempat memikirkan lagi untuk mengetahui biodata mereka, sementara banyak sekali yang harus segera ditolong. Melihat situasi yang tak terkontrol, Pak Thoriq langsung mengajakku untuk berkeliling melihat-lihat diantara pasien-pasien yang sedang diobati maupun yang keluar-masuk UGD, tetapi nihil, ibu dan saudaraku belum dapat kami temukan. Ada satu tempat lagi yang memang belum kami datangi, yaitu tempat yang lebih mengerikan, kamar mayat.
“Nak Miqdad, satu tempat lagi yang belum kita datangi, yaitu kamar mayat. Apa kamu sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan kamu lihat ?” Tanya Pak Thoriq dengan menatap wajah polosku karena begitu tidak teganya kepadaku untuk kemungkinan yang aku lihat nanti.
“Kamar mayat ? mungkinkah ibu dan saudara-saudariku di sana ? bagaimana kalau mereka di sana ? Apa aku bisa kuat ya Alloh.” Pikiran-pikiran jelek mempengaruhiku.
“Insyaa Alloh Pak. Aku hanya ingin bertemu mereka.” Jawabku dengan menghela nafas dan suara sedikit bergetar.

Sekarang aku berada di depan kamar mayat. Ketika hendak melangkahkan kakiku ke dalamnya, Pak Thoriq menghentikan langkahku. Dia memintaku untuk menunggu sebentar di luar karena Pak Thoriq ingin memastikan terlebih dahulu kondisi-kondisi mayit di dalam, agar tidak menjadi sesuatu yang sangat mengerikan dan menambah trauma anak kecil sepertiku. Selang beberapa menit pak Thoriq keluar dari ruang mayat kemudian mengatakan kepadaku agar melihat bagian kepala saja, tidak membuka kain sampai ke bawah, hanya bagian kepala saja sebatas untuk mengenali apakah ada ibuku diantara mayit tersebut. Ketika aku melangkah maju, jantungku mulai berpacu dengan kencang, sekujur tubuhku mulai kaku, aku melihat banyak mayit di sini. Aku memaksakan diriku untuk berani melihat mayat itu satu per satu.

“Ummi..ummi...ummi...ummi...ummi..ummi......” Tangisku pecah seketika melihat wajah ibuku ada diantara mayit-mayit. Wajahnya berlumuran darah. Di samping ibuku, aku melihat wajah kakakku rauda dan wajah adikku mujahid. Mereka juga berlumuran darah. Aku tak sanggup melihatnya. Aku berbalik arah membelakangi ibu dan saudara-saudariku dan langsung memeluk Pak Thoriq sambil terisak-isak di dalam pelukannya. Pak Thoriq juga meneteskan air matanya untukku, anak kecil berumur 9 tahun yang sekarang tinggal sebatang kara.

                                                                          ********
Satu bulan sudah terlewati, aku benar-benar telah ditinggal pergi oleh seluruh keluargaku. Abi, ummi, kak rauda, dek mujahid, mereka semua telah meninggalkanku seorang diri. Aku benar-benar sendiri sekarang...

Hari ini aku mendatangi kuburan mereka, aku membawa pelajaran sekolahku ke pemakaman mereka. Lalu aku mengerjakan PR di samping kuburan ibuku dan bercerita banyak hal yang aku alami selama mereka tidak ada di sini lagi. Selalu begitu, setiap ada PR aku akan datang ke kuburan mereka, aku akan mengerjakannya di samping kuburan ibuku karena aku merasa seolah-olah ibuku hadir untuk membantuku mengerjakan PR seperti biasanya saat ia masih hidup. Ayahku yang selalu mendengarkan hafalanku, aku perdengarkan ia di kuburannya setiap kali aku menghafal Al-Qur’an meski hanya beberapa ayat. Kakakku yang selalu mengajakku bermain petak umpet dan menggangguku setiap kali aku ingin tertidur dengan menggelitiki telingaku, aku katakan kepadanya, “kakak tidak bisa menggelitik telingaku lagi, tapi walau begitu aku ingin merasakan kehadiran kakak di sini”. Adikku mujahid yang lucu, yang suka aku gendong, cubit pipinya dan ciumi pipinya, aku juga ingin merasakan kehadirannya saat aku mengerjakan PR di dekat kuburan mereka. Aku juga membuat surat cinta untuk mereka, meski aku tidak berharap mereka dapat membacanya karena Alloh pasti tau dan akan menyampaikan rinduku pada mereka. 
                                           
                                                                                   ********                                                   
Untuk Abi, Ummi, Kak Rauda, dan Dek Mujahid.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kaifa halukum ya abi, ummi, kakak dan adek ?
Miqdad di sini Alhamdulillah bii Khoir. Kalian tidak usah cemas meskipun kini miqdad sendiri, miqdad insyaa Alloh kuat, miqdad kan anak lelaki dan juga ada Alloh yang selalu menjaga miqdad. 
Abi, ummi, kakak dan adek sedang apa ? apa kalian semua sedang berkumpul dan bersenang-senang di suatu tempat ? miqdad harap kalian berkumpul bersama dan bersenang-senang di sana. Miqdad mau cerita sama abi dan ummi, satu minggu lagi miqdad akan mengikuti ujian kenaikan kelas. Biasanya kalau mau ujian, ummi dan abi membantu miqdad belajar, kalau kalian masih di sini, kalian akan bantu miqdad belajar juga kan ? tapi ummi dan abi tak perlu khawatir, miqdad sudah besar, mulai sekarang miqdad akan lebih mandiri. Oya, ummi, abi, tiga orang teman sekolah miqdad yang juga kehilangan kedua orang tuanya, mereka diadopsi oleh keluarga ayah mereka dan dibawa ke negara lain. Jadinya mereka harus meninggalkan bumi kita tercinta ini, bi, mi. Dan kemarin juga, keluarga Pak Throriq yang di Brussel juga ingin mengadopsiku. Mereka kelihatan baik dan juga mereka beragama muslim ahlus sunnah wal jama’ah, tapi miqdad memilih untuk tetap di Palestina, bersama abi, ummi, kakak dan adek serta teman-teman miqdad yang lain. Miqdad memilih untuk menjaga bumi Palestina dan menjadi penerus perjuangan para pejuang Palestin seperti abi, ummi, kakaka, dan adik. Juga sekarang Miqdad tinggal di asrama tahfidz bersama ustadz Fur’qon. Miqdad ingin bisa menghafal seluruh kalam Alloh, biar Alloh memberikan abi dan ummi mahkota yang terbuat dari cahaya, pasti abi dan ummi senang kan ?
Ummi, abi, kakak, adik, doakan yang terbaik ya untuk miqdad di sini. Miqdad berdoa kepada Alloh agar kelak menyatukan kita lagi dalam kebersamaan, kebersamaan yang kekal dan abadi di surga-Nya Alloh.

Salam cinta dan rindu miqdad untuk abi, ummi, kak Rauda dan Dek Mujahid.

Semoga kalian diridhoi dan dikasihi Alloh. Aamiin ya rabbal’alamin.


(Cerpen ini dibuat karena terinspirasi dari tangisan anak-anak di bumi para Rasul, Palestina. Depok, 26/02/2015)
Read more...
separador

Tuesday, February 24, 2015

Andai Aku Kupu-Kupu...




Waktu telah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Akhirnya setelah rutinitas yang padat di pesantren dari ba'da subuh sampai ba'da isya, aku bisa berleha-leha meski cuma 30 menit dan setelah itu melakukan aktivitas terakhir yaitu kajian kitab Bulughul Maram. Aku kembali ke asrama bersama teman-temanku kemudian mengambil ponselku di ruang penyimpanan ponsel di asrama akhwat, yah ini karena selama rutinitas di dalam pesantren dilarang membawa ponsel. Aku berbaring di kasur dan menyalakan ponselku kemudian memilih channel TV, tidak sengaja, channel pertama yang aku lihat adalah tontonan gosip artis. Ketika aku ingin menggantinya, tetiba aku melihat temanku waktu duduk di bangku sekolah dasar.
" Iya, sekarang dia sudah menjadi artis. Dia pasti tenar sekarang." Gumamku ketika melihat dia di TV dan kemudian mengganti channel tv tersebut karena aku tak suka nonton gosip.
Ketika aku sedang asik nonton TV, terdengar suara teriakan.
"Ayo akhowati...kita ke masjid sekarang.. Waktu istirahat sudah selesai. Kita melanjutkan pelajaran yang terakhir sebelum kita tidur. Ayo-ayo..." Teriak salah satu ustadzahku melalui sound system di kantor asrama.
"Oiya, besok kamu pulang tidak?" Salah satu temanku bertanya ketika akan menuruni tangga.
"Iya pulang, habis aku rindu sama bapak dan ibu. Minggu kemarin kan aku tidak pulang." jawabku sambil menuruni tangga.
"O, gitu, baiklah, hehe.soalnya aku tidak pulang lagi minggu ini, aku mau lanjutin hafalan haditsku kalau di rumah suka berisik banyak adik-adikku." Bisiknya sambil tersenyum kepadaku.

                                                                    *************

"Assalamu'alaikum, Bapak, Ibu.."
"Pak, Bu, aisiah pulang.." Aku teriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu rumahku.
 Mendengar teriakanku, Ibu tetangga samping rumahku keluar
"Tadi ibu lihat bapak dan ibumu keluar naik sepeda motor." Kata ibu itu.
O, mungkin bapak lagi nemenin ibu ke suatu tempat.
Kemudian aku berfikir untuk ke suatu tempat yang indah yang ada di kampungku dan tidak jauh dari rumah.
"Aku ke sana sebentar ah, sambil nunggu bapak dan ibu pulang." Gumamku
Setibanya di sana.."Wah tempat ini masih sama indahnya..Subhanallah.."Teriakku ketika melihat keindahan tempat itu.

Ada sebuah sungai, pepohonan, bunga-bunga, kicauan burung..Ah.. benar-benar alami, benar indah.. Mahakarya buatan sang Maha memiliki segala bentuk keindahan. Di saat angin sejuk berhembus menerpa wajahku, aku melihat beberapa kupu-kupu yang hinggap di bunga-bunga itu. Aku teringat teman SDku yang sudah menjadi artis. Dia bagaikan kupu-kupu yang indah dipandang mata, yang langkahnya ringan untuk kemana saja, bisa mendatangi tempat-tempat indah di negeri ini bahkan luar negeri. Dan aku mulai berandai-andai, andai aku bagaikan kupu-kupu seperti temanku itu.
                                                             
                                                                      *************
Ketika aku berjalan pulang ke rumah, tanpa sengaja aku bertemu dengan teman lamaku itu di persimpangan jalan.

"Aisiah.."Panggil seseorang sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Ney ? " Tanyaku penuh keheranan, kenapa ney sang artis yang tenar bisa sampai ada di sini.
Aku bergegas menghampirinya seperti fans beratnya saja.
"Ney, kenapa kamu ada di sini?" Tanyaku seperti tak percaya ney ada di sini. Setelah 4 tahun tak pulang-pulang.
"Kenapa? ini kan kampung nenekku.." Jawabnya sambil mencubit lembut pipiku.
"Hehe, iya juga ya, hehe.. Ney, kita ke warung Pak lufti yuk, pasti kamu rindu kan dengan bakso jajanan SD kita dulu." Pintaku dengan semangat
"Iya yuk, sudah lama sekali aku tidak merasakan jajanan kampung." Katanya sambil menyunggingkan senyuman lebarnya.

Sesampainya di warung Pak Lufti, kami memesan 2 mangkuk bakso. Untukku bakso pake mie bihun tanpa mie kuning, untuk ney bakso yang isinya komplit. Oya tidak ketinggalan kerupuk dan es nutrisari jeruk melengkapi kenikmatan jajanan ini. Sembari menunggu hidangan bakso, aku memulai obrolan kami.

"Ney, kamu sudah sukses ya sekarang, sudah tenar, pasti banyak deh fansnya." Kataku sambil tersenyum menggoda.
"Ah, gak ah,biasa aja kok." Timpalnya dengan sedikit tersenyum.
"Kemarin, waktu di pesantren, aku melihat kamu di TV Ney." kataku dengan senyum sumringah
"Hah, kamu..kamu liat aku di TV ?" Tanyanya dengan mimik wajah menegang
"Kenapa kamu kaget, itu kan biasa karena kamu artis. Tapi channelnya langsung aku ganti soalnya aku tidak mau nonton gosip-gosipan, hehe." Jawabku dengan santai.
"O, iya." katanya dengan mimik wajah mulai mengendor
"Ney, kamu bagaikan kupu-kupu ya..kamu cantik, tenar, langkah kamu ringan untuk kemana saja, kamu bisa pergi ke tempat mana saja yang kamu suka. Aku bahkan berandai-andai menjadi seperti kupu-kupu, seperti kamu.." Kataku dengan senyum yang lebar dan mata yang berbinar-binar.

Tak disangka, ketika aku mengungkapkan pikiranku. Mimik wajah Ney berubah menegang kembali dan mulai menundukkan kepalanya. Sebelum Ney mengutarakan apa yang sedang dipikirkan dan dirasakannya, hidangan bakso pun akhirnya datang dan bersiap-siap untuk disantap. Aku mulai menyuapkan sesendok mie bakso ke dalam mulutku, slurpp, enak.. Tapi tidak dengan ney yang masih menundukkan kepalanya.

"Ney, kenapa kamu tidak makan ? bukannya kamu tadi bersemangat juga makan bakso di sini ?" Tanyaku yang heran kenapa ney jadi berubah.
"Ehmm..Perkataanku tadi ada yang salah ya, kalau iya, aku minta maaf ya Ney." Aku jadi merasa bersalah kalau-kalau omonganku tadi menyinggung hatinya.
"Bukan ai, aku.. aku.. aku mau cerita masalah yang serius sama kamu." Katanya dengan tetap memasang mimik wajah menegang, membuat aku jadi penasaran.
"Aku cuma mau bilang, kamu jangan pernah berandai-andai untuk menjadi seperti aku ataupun kupu-kupu yang bebas ke sana kemari.." Katanya seperti masih ada yang tertahan di bibirnya, masih mengganjal.
"Tapi kenapa ?" Tanyaku polos.
"O, aku tahu, kamu tidak mau aku jadi sainganmu kan.hahaaa" kataku dengan tawa lebar
"Ai.. aku..aku..aku akan punya anak.." katanya sambil mulai menitikkan air matanya.
"Iya aku tahu." Timpalku dengan polos.
"Jadi, kamu sudah tau ai ?"Katanya dengan mata agak melotot
"Iyalah, kamu ingin punya anak, aku juga ingin punya anak, semua wanita normal pasti inginlah punya anak." Jawabku dengan sangat polos atau dengan bodohnya. Yah, memang polos dan bodoh betilah, beda-beda tipis.
"Aisiah, aku gak mau bercanda. Aku serius.."Kata ney sambil menangis dan sedikit sesenggukan.

Aku semakin heran dengan tangisan ney yang semakin menjadi-jadi. Ney kenapa? pikirku. Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang sedang terjadi padanya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya menangis. Melihatku kebingungan, ney mengatakannya lagi.

"Ai, kamu sangat polos..Ai, aku lagi mengandung janin saat ini di rahimku." Clear, penjelasan yang jelas dari ney.

Mendengar ney mengatakannya dengan jelas. Aku merasa seperti ada yang mengganjal di hati dan pikiranku, bagaimana bisa ? seorang teman yang aku kagumi yang aku ingin bisa seperti dia akan memiliki anak padahal dia belum menikah..Ini zina. Aku mulai menjadi sangat iba pada temanku itu.

"Ney, bagaimana mungkin ? kamu belum menikah tapi kamu bisa punya anak." Kataku dengan  mimik wajah sedih turut prihatin atas musibah yang dialaminya.

"Ai, itu karena aku seperti kupu-kupu yang selalu kamu bayangkan. Langkahku menjadi tidak terkontrol, nafsu duniaku menguasaiku. Hingga akhirnya, Alloh memberikan azab ini kepadaku. Berita ini sebenarnya sudah menyebar melalui media masa, aku sangat malu.." Jawabnya dengan tangisan dan sesekali sesunggukan.

Aku memeluk ney untuk menenangkannya dan memotivasinya untuk ikhlas menerima teguran dari Alloh dan mencoba kesabaran yang terbaik serta untuk mendekatkan diri kepada yang Maha Berkehendak. Aku mulai sadar bahwa hidup bagaikan kupu-kupu tidaklah seindah yang dibayangkan. Hidup bagaikan kupu-kupu yang bebas melangkah ke manapun tanpa ada rule yang mengikat, itu tidak baik. Apalagi kupu-kupu terbang dengan sayapnya yang elok, terbang ke sana ke mari yang siapa saja bebas memandangi keindahan rupanya, tetapi dia tidak tahu bahwa di alam bebas itulah, yang tanpa ada kawalan, banyak predator yang akan siap memangsanya kapan pun dan di manapun. Di dalam hati, aku meminta maaf kepada Alloh atas nikmat yang tidak aku syukuri. Alloh telah memilih dan menyimpanku di dalam tempat yang aman, Alloh telah memilihku untuk dibungkus dengan pelajaran dari ilmu-ilmu-Nya. Alloh telah mengatakan kepada setiap orang yang beriman agar selalu mematuhi rule yang telah ditetapkan Alloh melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits. Mencontoh Rasul, istri-istri beliau dan para sahabat-sahabiyah. Untuk wanita sendiri, Alloh paling menjaga makhluk paling indah ciptaannya ini, Dia memerintahkan wanita untuk menutup auratnya kepada yang bukan mahramnya, agar mereka terlindungi dari mata-mata dan pikiran kotor orang-orang jahat. Alloh sangat menghargai dan mengapresiasi kedudukan wanita. Wanita adalah sekolah pertama bagi keluarganya. Mereka adalah tiang negara yang dapat melahirkan individu-individu hebat. Dan Rasul telah mengatakan bahwa wanita sholehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Sungguh Alloh dan Rasul-Nya sangat menghormati dan mengapresiakan wanita yang selalu menjaga kesucian diri-Nya dan selalu taat pada perintah Alloh dan Rasul-Nya.










Read more...
separador

Followers